Laporkan Penyalahgunaan

Blog Archive

Blog Archive

Tags

Categories

Labels

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's.

Popular Posts

Hey there, We are Blossom Themes! We are trying to provide you the new way to look and use the blogger templates. Our designers are working hard and pushing the boundaries of possibilities to widen the horizon of the regular templates and provide high quality blogger templates to all hardworking bloggers!

Random Posts

3/random/post-list
6/recent/ticker-posts

Most Popular

Popular Posts

Langsung ke konten utama

Buah Ceplukan di Musim Karnaval Agustusan

Ceplukan di samping Rumah Gendola.

CUKUP mengejutkan ketika Ceplukan tumbuh di samping rumah, di antara bebatuan. Entah apa pemicunya.

Ceplukan kini menjadi tanaman yang sulit ditemui. Tak seperti dulu, bisa tumbuh di banyak tempat, terutama area pematang sawah.

Sekarang, saking sulitnya, Ceplukan dijual cukup mahal. Tanaman ini agak sulit dibudidayakan, namun kadang bisa tumbuh begitu saja.

***

Buah Ceplukan, kemasan sedang, biasa dijual ketika ada acara karnaval Agustusan.

Saya lupa harganya, namun masih cukup terjangkau. Kadang saya membeli dan pernah dapat komentar: Ceplukan saja kok beli.

Ya, buat apa beli Ceplukan, di sawah banyak, gratis pula. Di belakang rumah, pekarangan dan pinggir sungai. Ceplukan tumbuh liar semaunya.

Penjual Ceplukan mungkin memungut dari satu pohon ke pohon lainnya, dan tak ada orang peduli. Wong cuma Ceplukan.

Selain event karnaval, penjual Ceplukan juga muncul dalam event lomba agustusan, terutama baris berbaris.

Ada yang spesialis penjual Ceplukan, ada yang menjadikannya satu produk di antara produk lain yang ditawarkan pedagang asongan.

Namun itu dulu, ketika saya masih SD. Entah kapan mulainya, Ceplukan perlahan menghilang, dan kini sangat susah ditemui.

Munculnya Ceplukan di samping rumah melecut banyak memori, meskipun tak bisa tumbuh tinggi.

Ada banyak ingatan masa kecil tentang Ceplukan, bersama teman-teman ketika main di sawah, saat mencari belut atau menerbangkan layang-layang.

Ceplukan mudah tumbuh di tanah kering, berjejer memanjang. Bentuknya mirip Buah Kersen namun ada pembungkus alaminya.

Kadang kami menyusun misi untuk mencari buah Ceplukan, sebanyak banyaknya, dikumpulkan jadi satu dan dimakan bersama.

Ada rasa senang ketika melihat Ceplukan terkumpul dalam gengaman tangan. Rasanya pun agak unik, ada asam dan manis namun dalam porsi yang tepat.

Tak semanis buah Kersen (Ceri Jawa), meski sekilas tampilannya hampir sama, hanya beda warna. Ceplukan matang bewarna kekuningan.

Setelah sekian tahun, akhirnya lidah bisa bernostagia dengan Ceplukan. Ada kesenangan tersendiri ketika melumatnya di dalam mulut.

Tak pernah terpikirkan jika Ceplukan kini menjadi langka, padahal dulu tak begitu punya nilai jual.

Apa mungkin kita perlu kehilangan dulu agar bisa menghargai yang pernah ada?

Blitar, 27 Agustus 2022
Ahmad Fahrizal Aziz

Komentar