“Akhirnya instal WA dan BBM juga,” celetuk salah seorang teman. Sebenarnya bukan instal. Tapi saya memang baru saja punya ponsel android. Sebelum ini, aktivitas sosmed saya hanya di fb dan twitter, juga beberapa media warga seperti Kompasiana dan juga Blogger. Tidak pernah terfikir untuk memiliki WA atau BBM, atau bahkan Instagram. Untuk apa? Terlalu banyak sosmed malah bikin pusing. Pikir saya.
Tapi, gara-gara tidak punya WA dan BBM saya jadi ketinggalan banyak informasi terbaru dari komunitas. Rata-rata komunikasi dilakukan di WA, dan berkirim file-file via BBM. Katanya WA lebih praktis. Karena desakan itulah, saya membeli ponsel android dan menginstal keduanya. Ternyata memang lebih praktis.
Tapi kadang saya khawatir jika terkena “virus gadget”. Artinya, setiap detik, selalu membuka gadget. Sering kita temui orang yang asyik dengan ponselnya sendiri waktu di tempat umum. Misalkan di halte bus, antri di bank, di kantor pelayananan publik, dan di tempat umum lainnya. Padahal, mereka punya kesempatan untuk saling menyapa.
Pernah suatu ketika saya mengantri di bank, disebelah duduk seorang bapak-bapak yang sibuk dengan ponselnya. Saya yang kala itu belum punya android, hanya membaca koran dan sesekali melirik ke samping. Saya kira bapak itu melakukan hal yang penting, misalkan meeting online di BBM dengan rekanan bisnis. Ternyata tidak. Bapak itu main game clash of clan (COC). Saya yang awalnya ingin menyapa dan mengajak ngobrol, jadi sungkan juga. Takut mengganggu keasyikannya main game.
Pernah lagi waktu menghadiri acara nikahan, kala itu banyak sekali tamu yang hadir. Saya duduk bersebelahan dengan orang yang belum kenal. Kami hanya lempar senyum satu sama lain. Setelah itu, dia mengeluarkan Samsung Galaxi Primenya dan nampak asyik dengan aktivitasnya tersebut. Kadang dia tersenyum sendiri. Mungkin karena membaca postingan atau respon chat dari temannya di WA, BBM, atau yang lain.
Mungkin kalau saya punya gadget semacam itu, akan sama juga. Apalagi, saya termasuk internet holic. Sejak masih punya app java opera mini, saya sering menghabiskan waktu untuk browsing, membaca media online, dll. Kadang kalau sudah keasyikan browsing, hanya dua hal yang membuat saya berhenti : sudah terlalu malam, atau kehabisan baterai. Karena biasanya, saya browse diatas jam 9 malam, kadang sampai jam 1 pagi.
Beberapa minggu yang lalu, bibi saya yang baru membelikan ponsel android untuk anaknya, mengeluh karena pulsanya sering habis. Pulsa 10rb misalkan, habis dalam waktu beberapa menit hanya untuk membuka youtube. Bibi saya tidak tahu kalau ada paket internet untuk efisiensi pulsa. Bahkan tetangga sebelah yang baru saja membeli ponsel android, juga mengeluh karena pulsanya sering habis hanya untuk facebook-an. Padahal, 10rb kalau di warnet sudah bisa memesan paket empat jam dan bisa download banyak video youtube tanpa harus khawatir kuota.
Apa beli gadget hanya untuk buka youtube dan facebook? dua hal itu mungkin penting, tapi ketika menghabiskan banyak kuota, jadinya pemborosan. Agaknya memang harus ada skala prioritas tersendiri. Untuk apa menginstal WA dan BBM? Misalkan, karena urusan pekerjaan, atau agar akses komunikasi berjalan mudah. Facebook sekarang ini pun fiturnya juga tak kalah hebat, namun tentu tidak sekedar digunakan untuk update status. Tapi bisa untuk bisnis dsb. Begitupun dengan twitter.
Sekarang, meskipun sudah menginstal WA, BBM, bahkan juga Instagram, saya masih membatasi penggunaannya. Data internet saya aktifkan jam 9 malam. Selain hemat kuota, juga agar tidak terlalu sering menatap ponsel. Diluar jam itu, data internet diaktifkan hanya untuk mengecek notifikasi. Kalau misalkan ingin membuka youtube, mending pergi ke warnet atau memanfaatkan jaringan wifi. Lebih leluasa.
Semoga kita bisa memanfaatkan gadget ini dengan baik. Tapi tak apa jika mau chat dengan saya di WA, ini nomornya 083848703498 atau Pin BB 5A901D8F. Hehe (*)
Blitar, 19 September 2015
A Fahrizal Aziz
Tags:
Senggang