Arti Rindu itu





Sembilan tahun yang lalu, saat kita belum mengenal kata dan rasa apalagi cinta, kita menjalani hidup ini dengan sangat serius.

Sekarang, setelah sembilan tahun berselang, kita sadar kalau itu hanya lelucon. Lelucon atas banyak hal yang tak terdefinisi dan berani kita definisikan.

Senyummu, tingkah lincahmu, kini seolah berkarat dalam ingatanku. Meski sedetikpun aku tak pernah mengingat, kapan ada sapa diantara kita dulu.

Kita dipisahkan oleh ruang dan stigma. Kita tak dipertemukan karena ada hal yang kita sebut BEDA.

Itulah alasan terkuat untuk kita tak saling kenal, dan aku hanya terbiasa melihatmu berlalu tanpa mengerti arti rindu.

Sembilan tahun berselang, saat segalanya telah berubah, saat ingatan itu harusnya telah rapuh, tiba-tiba aku menemukan sosokmu yang utuh.

          Sosok yang pergi meski tak pernah singgah.
          Sosok yang berbicara meski tak pernah sekalipun bertukar kata.

Dan ... saat tidak hanya ingatan, bahkan ketika rasa dalam diriku mendadak utuh, aku tak tahu, apakah kau sempat mengenalku dulu dan sekarang.

--- Barangkali kau sudah lupa pada sesuatu yang tak pernah kau ingat!

Blitar, 2 September 2015
A Fahrizal Aziz

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak