Untuk apa bekerja? Yang pertama, tentu utuk menghasilkan uang. Uang itu digunakan untuk menyambung hidup, membeli kebutuhan, serta membiayai keinginan.
Kedua, untuk sebuah values (nilai-nilai). Pekerjaan yang dipilih, tentu tidak semata sebagai maisah atau sumber penghidupan, tapi juga memberikan nilai bagi orang lain.
Anda bekerja sebagai guru, tentu juga membutuhkan gaji bulanan dan tunjangan, tapi ada nilai lain dari pekerjaan itu, ialah mencerdaskan peserta didik, membekali mereka dengan wawasan dan moral yang bisa menjadi pegangan hidup dalam tumbuh kembangnya mereka hingga dewasa kelak.
Anda bekerja sebagai birokrat, mendapatkan gaji pokok dan tunjangan, tapi punya nilai yang lebih dalam melayani masyarakat mengurus segala kebutuhan yang berkaitan dengan administrasi kependudukan, dan lain sebagainya.
Bahkan sebagai pedagang, meski menerapkan logika untung-rugi, tapi tiap pedagang punya nilai untuk menawarkan barang dagangan yang terbaik. Misal pedagang makanan, selain berupaya menyajikan hidangan yang enak, juga disertai dengan komitmentnya menyajikan makanan yang sehat.
Begitupun yang bergelut dibidang jasa. Jasa periklanan misal, akan mencoba semaksimal mungkin membantu klien untuk membuat materi iklan yang bagus dan punya impact bagi klien yang mempercayakan periklanan kepadanya.
Termasuk, para neterpreneur muda yang lihai mengelola media online. Ada ribuan viewer yang bisa mereka hadirkan, akan banyak juga pundi-pundi rupiah yang masuk rekening karena banyaknya viewer itu. Tapi harus punya nilai untuk menyajikan konten-konten yang positif dan mencerahkan. Bukan konten yang sekedar populer, tapi justru merusak pola pikir banyak orang.
Intinya, pekerjaan itu selain menghasilkan uang, juga menghasilkan value. Agar menghasilkan value, kita harus punya passion, minat, dan penghayatan atas pekerjaan tersebut.
Apa pekerjaan impian kita? Our dreams jobs. Pekerjaan yang mewakili jiwa kita, yang menghasilkan uang sekaligus value. Kata Ridwan Kamil, pekerjaan paling menarik adalah hobi yang dibayar.
Karena hobi, biasanya ada minat, ada rasa senang ketika melakukannya. Hobi tentu banyak variasinya, tidak saja dari seni dan olahraga. Bahkan membantu orang pun bisa jadi hobi. Jualan bisa jadi hobi. Memasak bisa jadi hobi. Berorganisasi bisa jadi hobi. Membaca dan menulis bisa jadi hobi. Menggambar juga hobi. Berdandan, bergaya, drama, juga bisa jadi hobi. Utak atik software dan hardware komputer juga bisa jadi hobi. Bahkan jalan-jalan pun bisa jadi hobi.
Hobi itu macam variasinya. Siapa kira kalau jalan-jalan kini justru bisa menghasilkan uang, bukan justru menghabiskan uang. Di era internet, sudah banyak istilah travelblogger. Ada fotografer spesialis alam, yang kerjanya menjelajah kemana-mana. Mereka sudah menemukan dream job-nya.
Saya pun juga punya dream job. Dari hobi, passion, dan minat. Dari latar keluarga, lingkungan, dan pergaulan. Tapi mewujudkan dream job tetap butuh keuletan. Karena ada banyak hal yang harus kita hadapi untuk mewujudkan dream job tersebut. Pasti tidak selalu mudah, ada banyak tantangan.
Apa dream job kalian?
Blitar, 30 Agustus 2016
A Fahrizal Aziz
Di Penghujung Agustus yang mendung.
A Fahrizal Aziz
Di Penghujung Agustus yang mendung.