Komunitas Penulis Blitar mulai muncul pada Agustus 2015. Namun jangan salah sangka dulu, Komunitas Penulis Blitar bukanlah komunitasnya para penulis di Blitar. Melainkan, komunitas untuk belajar menulis.
Seorang teman pun sempat mengkritik. Kok PD amat pakai nama penulis? Kan itu kurang pas, sebab belum semuanya bisa disebut penulis.
Anggap saja itu doa. Bahwa kelak yang bergabung akan menjadi penulis, atau minimal bisa menulis.
Memang tak sedikit yang mengira bahwa Komunitas Penulis Blitar adalah wadah berkumpulnya para penulis di Blitar. Mereka pun kecele.
Sebenarnya, Komunitas Penulis Blitar adalah nama yang sengaja digunakan untuk akun sosial media (Facebook, Instagram, YouTube), agar gampang dipahami.
Organisasi atau komunitasnya bernama Forum Lingkar Pena (FLP) Blitar.
Kenapa demikian? Sebab seringkali ketika membaca Forum Lingkar Pena atau FLP, masih ada pertanyaan lanjutan, apa sih itu?
Namun jika menggunakan nama Komunitas Penulis Blitar, siapapun yang membaca akan mahfum. Oh penulis, ya berarti kegiatan komunitasnya seputar kepenulisan.
Hal itupun mempermudah dalam menjalin relasi, bahkan dapat beragam undangan dari lembaga lain. Uniknya, mereka pun baru tahu jika Forum Lingkar Pena atau FLP itu adalah komunitas kepenulisan.
Berarti, strategi sosmed untuk menggunakan nama Komunitas Penulis Blitar itu cukup efektif. Meski perlahan juga mulai diperkenalkan bahwa Komunitas Penulis Blitar adalah Forum Lingkar Pena (FLP) Blitar.
Karena itulah, sesuai kebijakan kepengurusan periode 2019-2021, nama akun sosmed dipertahankan. Bahkan ada tambahan akun YouTube dengan nama yang sama.
Selain itu, nama Komunitas Penulis Blitar juga dinilai lebih umum, mengingat FLP Blitar memiliki program Temu Penulis Blitar, yang pesertanya terbuka untuk anggota maupun non anggota.
Agenda FLP Blitar, sejak kembali aktif pada 2015, sebenarnya juga terbuka untuk umum.
Seminggu sekali kami mengadakan pertemuan rutin. Lebih sering pertemuan digelar di Perpustakaan Bung Karno, memanfaatkan Ruang Koleksi Khusus.
Ada banyak yang datang dan pergi, sebagian menetap dan istiqomah mengikuti agenda sampai akhirnya jadi anggota dan pengurus.
Maka, agar pertemuan lebih efisien, ada bentuk pertemuan yang berbeda antara anggota atau masyarakat umum.
Ada agenda yang hanya diikuti oleh anggota terdaftar, ada pula agenda yang bisa diikuti anggota maupun non anggota.
Agenda yang diadakan FLP Pusat atau FLP Wilayah (Provinsi), biasanya hanya bisa diikuti anggota, itupun yang memiliki NRA (Nomor Registrasi Anggota).
Ada suatu pengetatan administrasi, bahwa setiap anggota FLP harus mengurus NRA sehingga akan memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA).
Di Blitar sendiri, agenda yang hanya bisa diikuti anggota, misalnya kelas menulis. Utamanya kelas cerpen dan puisi, dengan targetnya masing-masing.
Sementara agenda yang bisa diikuti oleh non anggota adalah kelas esai dan Temu Penulis ; suatu agenda sharing dengan penulis yang berdomisili di Blitar. Biasanya membahas karya beliau, serta proses kreatifnya.
Itulah kenapa, setiap ada flyer kegiatan FLP Blitar selalu ada Komunitas Penulis Blitar. Sebab keduanya adalah kesatuan yang sama. Meski akhirnya bisa dibagi :
Komunitas Penulis Blitar adalah wadah bagi anggota dan non anggota. Sebab flyer dibuat biasanya ketika ada agenda yang terbuka untuk umum.
Sementara ada agenda khusus internal yang hanya bisa diikuti anggota FLP Blitar.
-00-
Selama pandemi covid-19 ini, banyak agenda FLP Blitar yang terbuka untuk umum. Agenda dijalankan via daring, lewat Whatsapp grup dan siaran langsung di Instagram.
Agenda yang sudah berjalan adalah bedah esai, ngobrol cerpen, ngabuburead, bincang kreatif, dan kini sedang berlangsung Jump-on alias jumpa online setiap Rabu dan Ahad. Info lanjutnya bisa dilihat di www.flpblitar.com.
-00-
Sudah banyak yang bergabung di Komunitas ini, bahkan yang sudah melahirkan banyak karya.
Mereka yang sudah mahir, menjadi mentor bagi yang baru mulai belajar menulis. Di antara keduanya, sebenarnya terjadi hubungan resiprokal. Antara mentor dan anggota, keduanya sama-sama dalam rangka mengasah kemampuan menulisnya.
Melihat komunitas yang hidup dan padat agenda, tentu jadi kebanggaan tersendiri, apalagi di Blitar yang disebut sebagai kota pensiun. Padahal, baik kota dan kabupaten Blitar sedang mengalami proses perkembangan yang luar biasa.
Komunitas Penulis Blitar bisa menjadi wadah belajar menulis, bagi mereka yang mulai tertatik dengan dunia kepenulisan. Bertemu dengan mereka yang sudah menghasilkan banyak tulisan. Saling berbagi dan mendukung dalam prosesnya.
Mungkin, Komunitas Penulis Blitar adalah wadah satu-satunya berbasis komunitas di Blitar sebagai tempat untuk belajar kepenulisan.
Tiap sekolah mungkin punya KIR dan Jurnalistik, kampus juga punya LPM dan UKM yang bergerak di bidang kepenulisan.
Namun komunitas yang di dalamnya beragam latar belakang dan usia, hanya Komunitas Penulis Blitar atau Forum Lingkar Pena Blitar.
Sejak 2015, sudah 3 buku yang diterbitkan dalam bentuk antologi, selain buku solo yang diterbitkan masing-masing penulisnya.
Beberapa agenda seperti seminar kepenulisan, kelas menulis, pentas seni kolaborasi dengan komunitas lain, diskusi buku dan lain sebagainya sudah banyak dilakukan.
Termasuk kunjungan ke berbagai sekolah dan kampus untuk kampanye membaca dan menulis. Dua hal yang tak bisa terpisahkan. Sebab seorang penulis jugalah seorang pembaca.
Pada akhirnya, Komunitas Penulis Blitar memang jadi wadah kaderisasi penulis. Sudah ada banyak penulis di dalamnya yang mendedikasikan diri menjadi mentor, dan rela berbagi ilmu pada mereka yang mulai tertarik dengan dunia kepenulisan.
Sudah 5 tahun ini bertahan dan terus bejalan. Semoga makin banyak lagi melahirkan penulis, atau setidaknya orang-orang yang bisa memulis. Khususnya di wilayah Blitar. []
Tulisan juga tayang di Kompasiana.com
Tags:
Sekitar Blitar