1. Kembalinya Kunta




Besok pagi ngopi yuk, bro..
Kunta

Pesan itu masuk pukul 23.46, saat aku tengah terlelap. Kunta mengirimkan sebuah pesan dengan nomor yang berbeda. Apa benar itu dia?

Di meja makan, istriku sedang menghidangkan nasi goreng. Ia biasa memasak nasi goreng putih dengan mertega.

"Kunta muncul lagi," ucapku padanya.

Dia pun tampak terkejut. Sebab, hampir 3 tahun lamanya Kunta tak berkabar. Terakhir aku menemuinya saat di Jakarta, dia mengajakku mampir ke kosnya yang sederhana di daerah Petojo Utara.

"Dia lagi di malang?" tanyanya.

"Iya mungkin," jawabku sambil meraih sendok di dekat tudung saji.

-00-

Setelah mengantarkan istriku ke tempat kerjanya, aku langsung menuju kafe Ilona, lokasinya tak jauh dari Stasiun Kota Baru. Kunta sudah menungguku di sana.

Di sudut ruangan, meja nomor 19, sesosok pria tengah duduk sambil menguarkan asap dari mulutnya. Sudah tersaji secangkir moccacino dan roti panggang.

Ia tengah kusyuk membaca koran sampai tak menyadari kehadiranku.

"Permisi," sapaku.

Kepalanya mendongak dan senyumnya pun merekah.

"Hai bro."

Ia berdiri dan langsung memelukku. Sudah hampir 3 tahun kami tak bertemu, tepatnya dia menghilang dari peredaran.

"Ada pencerahan apa nih?" candaku.

Kami pun terlibat basa basi yang hangat. Kunta sudah seperti saudaraku sendiri, sejak kami mahasiswa. 5 tahun lamanya kami pernah tinggal di rumah yang sama, sebelum dia hijrah ke Jakarta.

"Aku tahu kamu sekarang udah jadi editor, makanya ngajak ngopi pagi, ya kan?"

Sudah satu tahun ini aku naik menjadi redaktur, bertugas sebagai editor dan tak lagi terbebani tugas liputan harian. Itu membuat jam kerjaku berganti sore hari, saat istriku pulang mengajar biasanya aku baru menuju kantor.

"Udah berapa hari di malang?" tanyaku.

"3 hari ini," balasnya sembari melipat koran dan memasukkan ke dalam tasnya.

"Sendirian? Asisten mana?"

"Ah."

Sejak ia berkarir di Jakarta, aku lebih banyak berhubungan dengan asistennya. Wajar, Kunta adalah artis, dia berulang kali terlihat muncul di layar lebar, juga menjadi co host sebuah acara talk show. Apalagi, dia juga pandai bernyanyi dan bermain musik.

Sejak mahasiswa, ia dijuluki Pangeran Arjuna oleh mahasiswi adik kelas yang sangat mengidolakannya. Kunta tampan sejak lahir.

"Masih sering balik ke Blitar?" tanyanya.

"Jarang banget, belum tentu sebulan sekali," jawabku.

Oya, satu lagi yang membuat kami punya kedekatan, kami berasal dari daerah yang sama, hanya berbeda kecamatan. Saat liburan Kunta sering menginap di rumahku, sesekali aku menginap di rumahnya. Kunta tinggal bersama neneknya yang sudah renta.

"Aku mau ke blitar," ia membuka topik perbincangan.

"Sebentar, selama ini kamu kemana aja?" tanyaku penuh penasaran.

Dia hanya tertawa kecil sembari menghisap rokok elektrik yang membuat sudut ruangan smoking area itu penuh dengan asap.

Lanjut baca KLIK DISINI

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger dan Aktivis Literasi

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir di blog ini ya.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak