Jarang Shalat dan Puasa, Tapi Rajin Ronda Membangunkan Sahur

Jembatan Trisula, Kademangan di kala senja.

Bulan Ramadan memang banyak cerita, misalnya cerita seorang ibu yang mengeluhkan anaknya yang beranjak remaja, masih enggan melaksanakan shalat 5 waktu dan puasa ramadan.

Namun si Ibu menjelaskan jika anaknya rajin ikut ronda membangunkan orang sahur, keliling semalam suntuk.

Sebenarnya tipe yang begitu banyak ditemui, tak usah yang remaja, yang dewasa pun ada.

Di bulan Ramadan seperti ini, dari jam 02.00, suara ronda sudah terdengar, mulai yang tradisional hingga yang modern memanfaatkan pengeras suara. Kadang yang diputar bukan ajakan sahur, namun lagu dangdut koplo.

Memang unik. Ronda yang dimulai jam 02.00 biasanya dipersiapkan sebelum itu, nongkrong terlebih dahulu sampai waktunya tiba. Begadang semalaman.

Sementara, orang-orang yang sibuk beribadah dan bekerja selama Ramadan, umumnya sudah capek untuk sekadar ikut ronda keliling membangunkan sahur.

Misalnya, pagi bekerja hingga sore, lanjut berbuka puasa, shalat tarawih dan ibadah pengiring. Selepas pukul 21.00, umumnya sudah beristirahat karena harus bangun untuk sahur.

Kalaupun ada yang aktif membangunkan sahur, paling hanya lewat speaker Masjid antara pukul 03.00 - 03.30.

Pentingnya ronda malam

Kegiatan ronda di bulan Ramadan jadi spesial karena sekaligus membangunkan orang untuk sahur. Berbeda dengan ronda di hari biasa.

Jadwal ronda pun sudah ditentukan, dibagi tiap rumah dalam satu RT/RW. Tujuan utamanya untuk menjaga lingkungan di malam hari agar tidak ada perilaku kriminal.

Terkhusus ronda di bulan Ramadan, cara membangunkan sahur standarnya hanya keliling sambil melafalkan ajakan sahur, yang tradisional menggunakan kentongan.

Namun belakangan ada ronda model ekstrem yang memutar lagu-lagu dengan volume besar, belum lagi yang menyalakan petasan/mercon.

Cara mereka membangunkan sahur kadang membuat kita merenung, apakah esensi bulan Ramadan itu sendiri? Sekadar memeriahkan dengan cara yang kurang beradab namun dibungkus dengan kepedulian untuk membangunkan orang sahur.

Belum lagi, para penganut "ronda ekstrem" ini akan tidur seharian dan bangun menjelang berbuka puasa, pola hidupnya berubah menjadi nocturnal, diperkuat dengan keyakinan bahwa tidurnya orang puasa itu ibadah.

Meskipun kita juga masih mempertanyakan puasa jenis apa yang dimaksud. Sebab yang wajib bukan hanya puasa Ramadan, namun juga Shalat 5 waktu, dan diluar itu adalah menjaga kondusifitas sosial.

Memeriahkan bulan Ramadan

Memeriahkan bulan Ramadan bisa dilakukan dengan banyak cara, dengan tetap menjaga kondusifitas sosial.

Terlebih jika kita menyadari bahwa tidak semua orang berpuasa selama Ramadan, entah karena beda agama atau karena alasan medis.

Belum lagi, sekarang eranya sudah canggih, ponsel sudah bisa membunyikan alarm pengingat sahur yang bisa diatur sebulan sekaligus.

Bulan Ramadan bisa dimeriahkan dengan "ibadah ekstra" seperti tadarus dan tadabur Al Quran, berinfaq kepada fakir miskin dan anak yatim, shalat tarawih, kuliah subuh dan jelang berbuka, hingga menjalin silaturahim.

Ronda membangunkan orang sahur juga salah satu variasi memeriahkan bulan Ramadan, saya pribadi sering terbantu dengan peringatan sahur dari Masjid, terutama saat bateri ponsel habis atau lupa tersilent.

Perihal mereka yang ikut ronda keliling, saya sebenarnya tak begitu peduli soal apakah mereka menjalankan ibadah wajib atau tidak. Terlebih puasa.

Karena dalam dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ

“Seluruh amalan anak Adam untuk mereka sendiri, kecuali puasa. Sungguh, ibadah puasa itu untuk-Ku. Akulah yang langsung akan memberikan imbalannya. Puasa adalah perisai.” 

(Shahïh al-Bukhâri: 1904).


Ibadah mahdah adalah ibadah privat, terlebih puasa. Jadi mau tak shalat atau tak puasa ya urusan yang bersangkutan.

Namun, belakangan karena saya sering tidur larut malam, suara pengeras suara atau petasan dini hari dalam rangka ajakan sahur terasa sangat menganggu. Saat terbangun melihat jam masih pukul 02.10.

Terbangun karena kaget, padahal baru 2 jam tidur. []


Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger dan Aktivis Literasi

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir di blog ini ya.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak