Mereka Hanya Kucing Lokal, Awal Mula Memelihara Kucing




Sejak kapan "suka" memelihara kucing? Tidak ingat pasti, justru adik saya lah yang biasa memelihara kucing.

Jika dulu di rumah ada kucing, itu kucing peliharaan adik saya. Sejak kecil saya lebih suka memelihara ayam, ayam kate/serama atau ayam bukung (ayam jantan yang tak punya bulu ekor).

Belakangan saja suka memelihara ayam kampung, lebih sekadar memanfaatkan telurnya dan sesekali dijual untuk mengurangi jumlahnya.

Baru selepas lebaran tahun lalu, saya mulai memelihara kucing, dikasih bulek karena kucingnya terlalu banyak.

Kucing itu saya beri nama Bocci Sharma, kucing lokal jantan warna orange putih.

Bocci Sharma

Sebelumnya, termasuk kucing jenis Persimed, adalah peliharaan adik saya yang kebetulan si kucing tersebut akrab dengan saya. Kucing itu bernama Willy, dan sejak adik merantau, saya tambahi sharma dibelakangnya.

Namun Willy Sharma meninggal mendadak, di bulan Ramadan 2021 lalu. Selepas subuh, tubuhnya yang gimbul dan besar tiba-tiba kejang, dari mulutnya keluar busa dan darah, tak berselang lama dia meninggal.

Menurut informasi, Willy Sharma memakan tikus beracun, yaitu tikus yang baru mati karena memakan racun tikus. Fenomena yang sama banyak terjadi dan menjadi diskusi di kalangan pemelihara kucing.

Willy Sharma ketika menemani begadang

Kepergian Willy Sharma menimbulkan kekosongan tersendiri, biasanya Willy Sharma menjadi penunggu dapur atau nongkrong di kursi depan, sesekali masuk ke kamar untuk menyapa.

Di bulan Ramadan, kadang Willy Sharma masuk kamar pas waktu sahur, membangunkan dengan mencakar lembut selimut di atas kasur.

FYI, meskipun terbiasa dengan kucing, tapi saya tak suka tidur dengan kucing karena bulu-bulunya yang rontok dan itu menimbulkan alergi tersendiri.

Karena Willy telah berpulang, maka bulek menawarkan salah satu anak kucingnya jika mau mengadopsi. Akhirnya datangnya Bocci Sharma. Usianya saat itu masih sekitar 2 bulanan. Pecicilan dan tak bisa tenang. Sudah 2 gelas dia pecahkan, untungnya gelas hadiah top coffee yang kecil itu.

Beranjak dewasa, Bocci Sharma juga mulai kelayapan, dia jarang di rumah, dan sekarang entah kemana perginya.

Menurut informasi kucing jantan tak akan kembali ke rumah jika sudah menemukan kekasih dan kekasih lainnya. Tipe kucing pengelana.

Dicari kemanapun tak ketemu, ya akhirnya di rumah tak ada kucing lagi selama beberapa bulan. Hanya kucing tetangga yang sesekali mampir.

Baru awal Maret 2022 lalu, rumah kedatangan dua kucing mixdom yang kuberi nama Thuyul Sharma kuadrat. Kucing itu sepasang jantan dan betina, meskipun saudara kandung.

Sayangnya, Thuyul jantan bernasib tragis sama dengan mendiang Willy Sharma.

Seminggu setelah pindah ke rumah baru, Thuyul Jantan memang sudah kelayapan, meskipun akhirnya pulang. Beda dengan Thuyul betina yang stay at home dan lebih suka menunggui anak ayam.

Thuyul Sharma kuadrat

Mungkin karena pergaulan tak aman, Thuyul Jantan tiba-tiba juga pilek dan batuk-batuk, mulutnya keluar busa dan akhirnya meninggal meskipun jaraknya beberapa hari kemudian.

Hal itu membuat saya agak protektif dengan Thuyul betina dan membatasi gerak geriknya. Thuyul betina sempat sakit, namun bisa terselamatkan dan hidup sampai sekarang.

Thuyul Sharma betina pun saya beri tugas khusus menjaga anak ayam dengan imbalan whiskas, meskipun saya oplos dengan Meo atau O-nat karena harga whiskas cukup mahal.

Thuyul Sharma menjaga anak ayam

Lalu seorang teman menghibahkan kucingnya, saya datang ke rumahnya untuk menjemput kucing tersebut. Rata-rata kucing telon (3 warna) dan sepertinya juga jenis mixdom, bukan pure lokal karena kupegang bulunya lembut.

Meskipun saudara kandung, namun ukuran mereka tidak sama. Saya pilih yang tubuhnya paling mungil, saya kira itu jenis kucing kaki pendek atau kucing stunting.

Kucing itu saya beri nama Calico sharma, nama standar untuk tipe kucing telon atau tiga warna.
Calico Sharma yang mungil

Anehnya, meski sudah sebulan diadopsi, besarnya tak tampak bertambah meskipun makannya banyak dan perutnya nyemplus. Calico awet mungil jika dibanding saudara lainnya yang sudah bertubuh 2 kali lebih besar darinya.

Sejak kedatangan Calico, Thuyul akhirnya punya teman bermain meskipun perlu beberapa hari untuk proses adaptasi karena mereka berasal dari "keluarga" yang berbeda.

Keduanya kini telah akrab dan suka bermain bersama, meskipun jarak usia tak terpaut jauh, namun Thuyul terlihat lebih besar dari Calico.

Calico tipe kucing yang kurang lincah jika dibanding Thuyul, dia terlihat malas-malasan, jalannya pun pelan dan tak pernah pecicilan. Hanya saat makan saja terlihat agresif.

Thuyul dan Calico sudah mulai akrab

Belakangan, karena kebutuhan lebaran cukup banyak maka makanan mereka diganti dengan bolt kitten yang lebih murah, untungnya mereka mau.

Kucing loka ketika mendapatkan makanan seperti whiskas ternyata memengaruhi perkembangannya, termasuk bulu-bulunya yang tumbuh lebih baik dan tak mudah rontok.

Blitar, 7 Mei 2022
Pose with Thuyul Sharma


Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger dan Aktivis Literasi

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir di blog ini ya.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak