Secuil Kehangatan di Wonosobo

Sumbing-Sindoro, duo sejoli yang memukau.



Angin seperti meresap ke kulit, padahal ini masih daerah kota, belum ke atas, belum ke titik 0 derajat yang kerap masuk berita di penghujung bulan Juli.


Wajar, namanya juga Negeri di Atas Awan, meskipun banyak hotel dan penginapan berdiri di sepanjang jalan menuju pusat kota.


Sejak dari Magelang hingga memasuki Wonosobo, geografisnya hampir sama.


Siang hari, hawa sejuk menyelinap dari balik jendela kaca yang menghadap langsung dua gunung kembar: Sumbing-Sindoro.


Dua gunung itu tingginya lebih dari 3.000 meter, sedikit lebih pendek dari Semeru.


Auranya seperti Kota Batu, atau Pujon, Malang. Hawa dan suasananya, mirip. Dikelilingi gunung-gunung.


Namun sepertinya lebih dingin.


###



Ini tak jauh dari Front One Harvest, ke utara melalui jalan besar, lalu ke timur selepas perempatan ada gapura kecil masuk gang bertuliskan: Sayangmulyo.


Di sampingnya ada Warung Maknyak. Dari gang, keluar masuk ojek online yang membawa pesanan dari arah selatan.


Diantara gang kecil ini, di depan rumah tua, ada menu legendaris, bahkan pembeli harus mengalah untuk antri.


Pembeli yang membawa mobil pun terpaksa memarkirkannya di seberang jalan jika dari arah barat, lalu jalan kaki.


Mereka mengamati jam di dinding rumah masing-masing dan bergegas untuk datang ketika jarum tertuju ke angka dua.


Tak tampak kemewahan pada tempat ini, namun aroma apem panggang tercium begitu kuat. Harum nan menggoda selera.


Ingatan kita dibawa kembali pada suasana dapur sebelum era 90-an.


###



Semangkok bubur candil tersaji dalam porsi mini, bercampur sumsum dan guyuran santan yang khas.


Terasa nikmat sejak pandangan pertama, apalagi provokasi aromanya.


Sudah hampir enam dasawarsa menu ini melegenda, membersamai deru kemajuan kota seribu gunung, yang kian ramai dan modern.


Harganya hanya Rp3.000,-. Ada nama "akmalia" di belakang tulisan Bubur Candil.


Selepas Ashar, orang-orang kian ramai berdatangan, padahal baru buka, dan sepertinya akan segera habis. []



The Soul of Java.

Ahmad Fahrizal Aziz


Ingatan tentang tempat-tempat yang dirindukan.

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger dan Aktivis Literasi

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir di blog ini ya.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak