Kita tak sempat tidur siang, menghabiskan hari-hari panjang di jalanan, gedung perkantoran dan dapur-dapur kedai makanan.
Kita tak mungkin tidur siang, tak ada cukup jeda untuk merebahkan diri, sebatas mengisi perut dan bersujud saja sudah diburu waktu.
Kita tak mungkin tidur siang, banyak berkas menumpuk di meja, barisan angka harus kita susun serapi mungkin.
Apa kita akan bisa menikmati tidur siang? Sebab waktu sungguh cepat berlalu, kala segelas teh tandas, kemuning senja telah menyapa.
Mana mungkin kita akan tidur siang? Siang begitu pendek dibanding lamunan kita yang panjang.
Sepertinya kita tak akan tidur siang, sebab ia menyatu dengan kesibukan sedari pagi, hingga datang redupnya petang.
Lantas, kapan kita akan bisa tidur siang?
Tulungagung, 10 Januari 2023
Ahmad Fahrizal Aziz
Tags:
puisi