*cerita Musywil XVII Banyuwangi (1)
Agenda Musywil XVII Banyuwangi sempat dibahas pada Rapimda PDPM Kabupaten Blitar (18/6), salah satunya terkait pendanaan.
Ini penting karena Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Blitar akan memberangkatkan 50 Peserta: 5 mewakili PDPM dan 45 mewakili PCPM.
Masing-masing PCPM mendapat 3 suara, dan PCPM di Kabupaten Blitar berdasar SK yang diterbitkan berjumlah 15 PCPM.
Sementara Musywil harus membayar SWO dan SWP, untuk SWP masing-masing peserta adalah Rp350.000,- dikali 50 peserta.
Rapat internal PDPM memutuskan bahwa seluruh biaya ditanggung oleh PDPM, uang darimana?
Itu belum termasuk biaya Bus PP, biaya makan, biaya Tol dan biaya lain yang diperlukan.
Sejak Rapimda, PDPM berupaya mencari pendanaan kesana kemari, anggaran yang diperlukan lebih dari 20juta.
***
Rombongan PDPM dari berbagai daerah sudah berdatangan ke Banyuwangi, sebagian mengenakan seragam khusus; ada batik, jaket, kaos dan asesoris lainnya. Terlihat kompak.
Sebagian lainnya punya yelyel, terutama saat sesi e-voting. Salah seorang memimpin yelyel untuk menunjukkan "kebesaran" dan kekompakan daerahnya.
Selain memberangkatkan peserta, ada yang memberangkatkan penggembira.
Para penggembira hanya difokuskan untuk meramaikan acara pembukaan di area Gedung Wanita, dan sekitar Taman Blambangan.
Setelahnya jalan-jalan dan bergembira: ada yang ke Pantai area Banyuwangi, ada pula yang menyebrang ke Bali.
Banyak yang berangkat karena sokongan PCM, terutama PCM yang secara pendanaan cukup solid karena memiliki AUM tingkat cabang.
Sebagian lain disokong oleh kader-kadernya yang "bertugas" pada jabatan publik lokal.
Kader Pemuda Muhammadiyah di daerah-daerah banyak yang berdiaspora ke penyelenggara pemilu, atau jabatan lain yang diendors Muhammadiyah.
Maka sekadar memberangkatkan 3 orang per cabang, plus uang sakunya, mungkin tak terlalu berat.
***
15 PCPM di Kabupaten Blitar masih tergolong baru, sangat baru, fresh from the oven, alias baru dilantik kurang dari setahun.
Dalam rapat internal sempat ada usulan agar SWP masing-masing PCPM dikomunikasikan ke PCM masing-masing.
Namun opsi tersebut urung dilakukan karena perlu komunikasi intens ke arah sana, sementara data peserta harus masuk, termasuk pelunasan biaya SWO dan SWP.
Dana 20-30 juta mungkin tak terlalu besar bagi Muhammadiyah di daerah, apalagi yang memiliki amal usaha besar, baik tingkat daerah apalagi tingkat cabang.
Namun karena PDPM berani menanggung seluruh biaya yang dibutuhkan, itu sangat menguras energi dan pikiran.
Apalagi ini event Musywil, ada "dana panas" beredar. Jangan sampai, karena kekurangan biaya, akhirnya mencicipi dana panas tersebut.
PDPM Kabupaten Blitar memiliki 50 suara dan itu cukup memikat. Meskipun, secara jumlah, tidak lebih besar dari daerah lain seperti Lamongan, Ponorogo, Bojonegoro, Gresik, dan apalagi Kota Surabaya. []
Berlanjut ...
Tags:
Muhammadiyah
Pcpm elit(ekonomi sulit)😂
BalasHapus