 |
| Sushi Rice dan Sambal |
Ini terlalu pagi untuk sarapan, namun suasana breakfast room masih sepi.
Di meja dekat lift, tersaji potongan buah dan pudding sebagai menu pembuka, di sudut lainnya ada 3 jenis minuman, salah satunya Matcha.
Masih ada tiga meja lain yang menyajikan menu berbeda, meja roti dan sereal, meja makanan berat, dan (mungkin) meja camilan. Terlalu banyak pilihan.
Setelah menaruh piring berisi potongan buah, meja camilan adalah tujuan berikutnya. Tapi ... ada Sushi Rice, Dimsum dan olahan kentang. Sepertinya ini bukan camilan, jika melihat dari kandungan kalorinya.
Hari sebelumnya, ada sosis dan potongan ayam, tetapi tak ada nasi. Apakah memang dimakan tanpa nasi?
 |
| Suasana Rooftop Hotel Kuretakeso |
Sushi rice biasanya dimakan dengan sushi, daging ikan mentah, namun tidak semua orang suka, apalagi lidah orang Jawa. Meskipun lembaran daging yang tersaji pagi itu sangat tipis. Andai dimakan juga tak terlalu sulit dikunyah.
Menariknya, di sebelah Sushi Rice, ada tiga jenis sambal: sambal ijo, sambal tomat dan sambal bawang. Apakah orang Jepang juga makan Sushi dengan sambal?
Sepertinya, meski hotel ini bertema Jepang, namun untuk makanan telah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
Di meja rooftop luar (smoking area), setelah potongan buah melon dan pepaya tandas, aku mencicipi Sushi Rice dan Dimsum sambil dicolok Sambal Bawang. Enak juga.
Lalu, menikmati sebatang L.A Menthol, dan sesi berikutnya adalah menikmati Matcha, minuman khas Jepang di hotel benuansa Jepang.
Matcha original ini berbeda dengan Matcha Latte yang biasa tersaji di kafe-kafe, tanpa susu dan ada semacam rasa daun, namun terdistraksi oleh manis gula yang sangat terasa.
Setelah menikmati Sushi Rice, Dimsum dan Olahan Kentang (lupa namanya), sepertinya perut sudah cukup kenyang. Tak perlu ke dua meja lainnya.
Kemang, 4 Maret 2024
 |
| Matcha Original |