Foto bersama setelah berbuka puasa. Dok/Pak Adi. |
Apa yang sudah dilakukan GPMB Kabupaten Blitar dalam dua tahun ini? Sepertinya belum ada orientasi yang jelas, atau belum ada pergerakan yang masif.
Dua hal itu menjadi poin yang dibahas dalam rapat evaluasi sekaligus buka bersama (26/03/24) di Aula TBM Pintar, Kademangan.
GPMB Kabupaten Blitar baru dilantik November 2022, meski peralihan kepengurusan telah terjadi sejak September 2020. Jika dihitung sejak 2020, maka sudah 4 tahun berjalan.
Meski begitu, bukan berarti tak ada dampaknya.
Jika kita ingat, pertemuan perdana pada September 2020 silam di Dinas Perpusip, yang masih dipimpin Bapak Herman Widodo, SH adalah pertemuan hibrid yang mempertemukan Dinas dengan aktivis/pegiat literasi.
Itu adalah sejarah awal dan GPMB menjadi jembatan utama, karena kedepan para aktivis literasi inilah yang turut memeriahkan kegiatan-kegiatan di Dinas Perpusip mulai dari kelas-kelas seperti Lemon Seger hingga Suara Sastra.
Dari GPMB lah beberapa penulis dan aktivis literasi diundang, dimohon menjadi pengurus, dan kini menjadi bagian tak terpisah dari kegiatan literasi yang dipayungi Dinas Perpusip.
Selain itu, sebagai sebuah komunitas/organisasi, GPMB adalah wadah eksponensial atau mereka yang sudah bergerak di komunitas dan lembaganya masing-masing.
Di antaranya adalah aktivis literasi, penulis, pengelola Taman Baca hingga pustakawan, maka tak salah jika terasa kurang punya orientasi sebab praksisnya memang diisi oleh aktivis yang sudah punya jalan literasinya masing-masing.
Artinya, GPMB bukan organisasi yang merekrut dan melatih anggotanya dari awal, melainkan sebuah wadah yang mempertemukan para aktivis yang sudah punya rekam jejak aktivismenya masing-masing.
Kendati demikian, dua tahun tersisa memang menjadi evaluasi penting seperti apa bentuk gerakan minat baca yang akan dijalankan GPMB.
Pak Maman sedang menyampaikan informasi terkini. Dok/Jon |
Pada pertemuan tersebut, Dinas juga menjelaskan progress kelembagaan terkait meningkatnya Perpustakaan Desa dan Taman Baca di Kabupaten Blitar, dimulainya pembangunan Perpustakaan Daerah setelah mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat, hingga terpilihnya TBM Pintar untuk mengikuti kompetisi tingkat nasional kolaborasi dengan PKK.
Jika melihat dari aspek kelembagaan, itu berarti ada peningkatan berupa bantuan buku dan fasilitas penunjang lain seperti komputer dan printer.
Tinggal aspek non lembaga, dan GPMB sebaiknya berkutat pada aspek ini: yaitu bagaimana agar buku-buku tersebut dibaca, tidak sekadar menjadi properti pada rak-rak hingga berdebu.
Ini bukan hal mudah, apalagi dibebankan pada para relawan, terlebih pos anggaran/APBD yang disisihkan untuk Dinas Perpusip tak sebanding dengan tujuan besar yang ingin dicapai.
Capaian GPMB sebaiknya jangan dilihat sebatas program yang diinisiasi oleh GPMB saja, namun efek tak langsung sejak GPMB Kabupaten Blitar itu dibentuk. Terutama sepanjang tahun 2020-2024 ini.
Sekaligus, bagaimana efek tak langsung itu juga turut andil memberi warna baru bagi Perpustakaan Daerah yang dikelola Dinas Perpusip.
Dua tahun tersisa hingga 2026 nanti, semoga ada inovasi baru yang akan terjadi.
Blitar, 27 Maret 2024
Ahmad Fahrizal Aziz