Setelah 3 Karya Terpilih


Suasana di ruang rapat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Blitar (Jumat, 9 Mei 2025), rapat dipimpin Drs. Maman Soekrisno selaku Kabid Layanan Perpustakaan. Dok/Dewi



Langit sore itu begitu redup ketika Pak Maman mengakhiri sesi rapat dewan juri.


Pintu ruang rapat pun dibuka, kemericih air masih terlantun bersahutan.


Mas Yanu pamit, bergegas menuju kantor media untuk melanjutkan pekerjaan, Bu Dewi berjalan ke ruang depan menanti grab car.


Saya melangkah pelan ke ruang belakang, sambil memelototi layar ponsel, hari ini ada agenda ngopi dengan salah seorang mahasiswa terkait tugas skripsinya.


Namun cuaca tak memungkinkan, jalanan basah penuh genangan sepanjang Jatilengger hingga Jalan Tanjung.


***


Rapat juri dimulai sekitar pukul 09.30, diawali dengan diskusi ringan, lalu setor nilai ke panitia untuk direkap.


Break sebentar, menunaikan Shalat Jumat dan makan siang, berlanjut kembali.


Setelah rekap nilai dibuat, telah muncul 3 karya dengan nilai tertinggi. Namun itu belum final, sesi diskusi diperluas, kali ini bukan dari aspek kontennya, namun kesesuaian juknis, yang didalamnya terdapat syarat dan ketentuan.


Inilah fase paling dilematis dan debatable, posisi 3 besar pun berubah ubah layaknya klasemen liga.


Saya memang tak sempat mengecek panjang pendek naskah, kurang teliti, terlanjur menikmati.


Aspek lainnya adalah soal kelengkapan referensi, gambar pendukung, dan narasi alamiah tanpa bantuan AI.


Semua itu menjadi satu kesatuan nilai pada sesi terakhir rapat pemilihan 3 nilai tertinggi.


Mereka yang menulis sendiri meski strukturnya agak berantakan harus diapresiasi, sebab nantinya kan ada penyunting yang khusus membenahi aspek teknisnya.


Karya yang kurang dari 1.500 kata atau lebih dari 2.000 kata juga menjadi "sasaran tembak", posisi 3 teratas pun menjadi sangat dinamis.


Hingga menjelang pukul 15.00, posisi 3 teratas akhirnya ditentukan. Lega. Meski cukup mengejutkan, namun ya beginilah proses penjurian.


Rentang penilaian juri adalah 50-100 untuk 5 kolom/kriteria, dan masing-masing memberi rentang nilai berbeda, yang itu berarti ketika direkap, hasilnya bisa sangat beragam.


Selanjutnya memilih 20 naskah terpilih, yang artinya harus menghiraukan 9 naskah lainnya. 


Kenapa tidak semuanya saja diterbitkan? usul saya.


Baiknya memang demikian, namun 3 nilai tertinggi lah yang akan diumumkan terlebih dahulu.


***


Sepertinya menikmati secangkir kopi dan setongkol jagung rebus di dalam kamar lebih menghangatkan setelah menerabas guguran hujan sepanjang jalan.


Para peserta telah berjuang untuk menghasilkan karya mereka, terkhusus yang baru merambah dunia kepenulisan.


Suatu yang kami perjuangkan sejak tahun 2015 ketika membuat Komunitas Penulis Blitar melalui wadah FLP, agar semakin banyak yang menulis.


Mereka yang menulis otomatis akan membaca, bertanya atau berdiskusi, lewat proses tersebut literasi terus dikembangkan, pengetahuan didistribusikan dan gagasan terus diproduksi.


Bimtek ini menggunakan istilah Inkubator agar menciptakan ekosistem yang mendukung tumbuhnya karya-karya dari penulis pemula.


Atau menjadi media refresing bagi mereka yang sudah menapaki jalur kepenulisan sejak lama.


Karya bimtek kali ini adalah variasi dari keterampilan menulis, ketepatan memilih topik dan usaha mewujudkannya.


Ada yang racikan diksinya menarik, namun terpagari juknis, atau minim usaha untuk melengkapinya, mungkin karena kesibukan.


Ada yang topiknya menarik, namun racikan diksinya kurang pas, sementara keterampilan menulis adalah proses, tidak bisa disulap dalam sekejap, sekalipun melibatkan AI.


Ada yang saking semangatnya, menerabas juknis, sangat disayangkan. Beberapa karya yang saya jagokan sebagai rising star "longsor dari klasemen" karena alasan ini.


Banyak hal terjadi dengan segala pertimbangannya, mungkin sedikit keberuntungan, meski faktor itu sangat kecil.


Selamat untuk teman-teman yang telah menyelesaikan karyanya, dan terima kasih kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang telah memfasilitasi agenda ini.


Selamat juga karena ini akan menjadi buku konten lokal yang lahir dari sebuah bimbingan teknis, yang Insyaallah akan dibedah akhir tahun ini.


Tabik,

Blitar, 9 Mei 2025

Ahmad Fahrizal A.

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak