Klaten yang Penuh Kejutan

Nyantai di Wunut, Klaten.

MEMBACA tulisan pendek Benedictus Sigit Prabowo tentang Klaten membuat kita sadar jika sejarah serupa mendung gelap yang masih menarik untuk disibak.

Klaten justru populer dari Desa Ponggok, di Kecamatan Polanharjo, yang memiliki Umbul Ponggok terkenal itu.

Padahal, Klaten punya banyak Umbul, selain Ponggok ada juga Umbul Kemanten yang legendaris.

Klaten dikenal daerah seribu Umbul atau Sumber Air, yang mungkin lebih akrab disebut Sendang.

Klaten juga daerah seribu candi. Prambanan yang legendaris itu, menurut Ben, adalah salah satu wujud kebesaran Klaten di masa lampau.

Ia bahkan menyibak keterkaitan Klaten dengan Kerajaan Medhang Matriam atau Mataram Kuno dari Dinasti Badra.

Suatu wawasan sejarah yang sama sekali berbeda dari apa yang diyakini oleh sebagian besar warga Klaten.

***
Melepas penat di Umbul Kemanten.

Sepertinya tak banyak yang menjadikan Klaten sebagai destinasi wisata. Tenggelam dalam kemegahan Yogyakarta.

Bus rombongan wisata atau mobil rekreasi keluarga kerap hanya melewati, paling mampir sejenak di Masjid besar seberang Candi Prambanan yang sudah masuk daerah Sleman.

Pikiran orang tertuju pada Malioboro, Keranton, Tamansari, atau pantai-pantai eksotik di selatan Yogyakarta.

Sebagian lain tergugu pada sajak dan puisi indah tentang Jogja, yang menurut Joko Pinurbo terbuat dari rindu, pulang dan angkringan.

Namun Klaten menyimpan kejutannya sendiri.

Di sebuah angkringan, ada menu unik variasi empon-empon yang terkenal, membuat lidah kita menikmati cita rasa tradisional dari Jahe, Sereh, Kapulaga dan entah apalagi namanya.

Omah Wedhang Empon-empon, Klaten.

Sore yang melelahkan menjadi segar kembali, ditambah hawa dingin musim kemarau.

Seseorang di kursi sebelah bercerita tentang Klaten yang berasal dari kata Melati. Klaten seharum bunga Melati. Meskipun Ben tak pernah setuju dengan narasi sejarah tersebut.

Kejutan lainnya adalah Umbul, istilah yang terdengar asing bagi orang Blitar.

Umbul menjadi destinasi wisata penting karena airnya yang melimpah, seperti Sumber Maroon di Malang yang panjang mengular dan menyulap area hutan menjadi pusat jajanan.

Begitupun Klaten, dan jumlahnya lebih banyak. Ben menuliskan bahwa umbul adalah bagian dari sejarah penting yang harus diungkap, warisan leluhur Jawa bernama Ki Seng Dhang sejak 200 tahun sebelum masehi.

Bahkan Yesus pun belum lahir ketika tanah Jawa telah menjadi surga bagi para pendatang dari berbagai penjuru dunia.

Umbul di Klaten adalah warisan historis yang menghidupi banyak orang di sana dan menjadi ikon tersendiri.

Klaten tak tercipta dari rindu, karena Klaten adalah rindu itu sendiri, meski tak sempat dipuisikan. []


Ahmad Fahrizal Aziz
Kompilasi Travel Note

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger dan Aktivis Literasi

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir di blog ini ya.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak