Rumah Hutan Kalendra

Salah satu rumah di Villa Kalendra.

MOBIL memasuki jalan setapak yang menanjak cukup ekstrem sebelum tiba di sebuah "perkampungan tersembunyi".

Tak terpikirkan jika di atas jalan menanjak terdapat rumah-rumah dengan gaya semi klasik dalam berbagai ukuran.

Inilah Villa Kalendra yang tak terlalu jauh dari pemandian air hangat Songgoriti, namun terkesan seperti masuk hutan.

Harga sewa rumah berbeda tergantung ukuran, meskipun untuk keperluan liburan harganya masih cukup terjangkau.

Harga sewa Villa di Kota Wisata Batu bersaing sangat ketat, pembangunan dan pemugaran kerap dilakukan, titik lokasi pun diperhitungkan.

Fasilitas penunjang seperti kolam renang dan latar belakang Arjuno-Panderman menjadi daya tarik tambahan, namun tidak di Kalendra.

Area berkabut

Beberapa rumah memiliki tungku penghangat, layaknya rumah-rumah di negara 4 musim.

Tungku penghangat adalah cara tradisional untuk bertahan dari ganasnya musim dingin.

Meskipun dinginnya Kota Batu masih cukup dihangatkan oleh selimut tebal atau segelas teh hitam.

Namun vibes negeri para serigala menjadi tawaran menarik tempat ini, terlebih dikelilingi Hutan Pinus dengan kontur tanah naik turun.

Kala malam tiba, kita akan berimajinasi tentang manusia Serigala yang berkumpul di area hutan dan bertanding sengit dengan vampir atau monster kelelawar.

Sekumpulan Subordo Cicadomorpha juga bersuara nyaring, terutama sore dan pagi hari ketika kabut turun.

Suara mereka menjadi bagian tak terpisahkan tentang memori rumah hutan di sebuah kota modern, di lereng pegunungan.

Jika penasaran kita bisa memasuki hutan dan menemukan kejutan apa yang ada di sana.

Berada di Kalendra seperti terselip di dunia lain, padahal jaraknya masih dekat dari pusat keramaian.

Songgoriti adalah area nyaman untuk bersembunyi sejenak dari bising dan penatnya aktivitas sehari-hari.

Mulai dari kegiatan rapat, outbond, makrab, atau sebatas liburan, pernah dilakukan di sini.

Didekap oleh hutan. Dok/Mey

Pada hari-hari tertentu kita akan melihat area villa dipadati motor dan mobil beserta spanduknya.

Pada hari yang lain juga menjelma perkampungan sunyi dan orang-orang lebih suka berada di dalam kamar, di dekat jendela, balkon atau di teras sambil bercengkrama. []

Ahmad Fahrizal Aziz
Kompilasi Travel Note

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger dan Aktivis Literasi

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir di blog ini ya.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak