Belajar Menulis di Rumah (Sebuah Tips Sederhana)


Jumat, 5 Juni 2020

Sejak covid-19 menyebar begitu cepatnya, banyak pembatasan dilakukan. Termasuk ditiadakannya agenda rutin mingguan FLP Blitar.

Namun ada banyak kegiatan daring dilakukan, termasuk yang diadakan FLP Blitar, bahkan jumlahnya lebih banyak dari agenda luring yang biasa digelar.

Ada bedah esai, ngobrol cerpen, ngobrol buku, dan agenda lainnya yang begitu ramai partisipan. Itu terjadi dalam kurun waktu 3 bulan saja. Barangkali inilah salah satu hikmah di musim pandemi.

Ini sedikit mengatasi kebosanan di tengah keharusan untuk lebih banyak di rumah, ketika agenda tatap muka banyak ditunda bahkan dibatalkan, namun belajar menulis tetap bisa dilakukan di rumah saja.

Bagaimanapun, menulis adalah kegiatan pribadi. Ruang-ruang komunitas hanya bagian dari merawat iklim. Kegiatan diskusi, seminar, bedah karya dan sebagainya, hanya vitamin tambahan yang memperkuat daya tahan diri untuk terus berkarya.

Kegiatan daring yang banyak dilakukan, khususnya berkait dengan kepenulisan, adalah suplemen tambahan untuk belajar menulis.

Misalnya, kegiatan yang diadakan di WAG Klinik Esai dan Literasi Blitar Terbuka. Memang tidak secara langsung berisi materi teknis kepenulisan, namun sedikit banyak menyumbang aura positif untuk terus berkarya, khususnya dalam belajar menulis.

Suasana seperti ini sangat efektif untuk merawat iklim berkarya. Ada motivasi, teman berbagi, serta ruang apresiasi.

Namun perlu juga untuk lebih aktif, terutama untuk terus berlatih menulis. Di tengah iklim yang sudah mendukung itu, ada baiknya kebiasaan ini ditekuni :

Pertama, yaitu membaca. Karena lebih sering di rumah, barangkali ada lebih banyak waktu membaca melebihi porsi pada hari normal. Manfaatkan ini sebaik mungkin.

Membaca itu penting, sebab itu bisa memperkaya kosa kata, juga secara tak langsung belajar bagaimana membuat pengungkapan.

Kedua, latihan menulis. Ya, latihlah terus, sesuai dengan minat kamu. Misalkan minat menulis puisi, teruslah latihan membuat puisi.

Kalau ada teman sharing, coba libatkan teman atau kelompok untuk memberikan masukan atas karyamu. Utamakan teman yang sama-sama tertarik menulis. Sebab cara mengapresiasinya jelas berbeda.

Ketiga, cobalah kirim ke media. Media massa kini ada yang daring dan cetak. Ada yang gratis, ada juga yang berhonor.

Mengirim ke media patut kamu coba untuk melihat sejauh mana publik merespon karyamu. Ini akan memberikan tantangan tersendiri bagimu.

Namun ingat, respon tidak selalu positif. Tak sedikit juga yang negatif. Di sinilah mentalmu sebagai seorang penulis diuji. Apakah akan terus tumbuh, atau justru layu. Tentunya kamu ingin terus tumbuh, kan? Apalagi sampai mekar bersemi.

Hal-hal di atas bisa dilakukan di rumah. Anggap saja masa pandemi ini seperti masa pertapaan di sebuah goa, dan kamu punya misi untuk menguasahi ilmu tertentu.

Maka dibutuhkan kesabaran dan ketekunan. Sebab semua itu bertahap, tidak instan. Proses harus tetap dilalui.

Selamat belajar. []

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak