Bookhive Taman Suropati dan Babah Alun


Siapakah Babah Alun?

Di Taman Suropati sekarang ada Bookhive, rak model prefabrikasi yang berisi buku-buku.

Siapapun boleh meminjamnya untuk dibaca di lokasi atau dibawa pulang.

Siapapun, juga boleh menyumbang buku, cukup ditaruh di dalam rak yang dibuka mulai jam 06.00 hingga 17.00 WIB.

###
Rak Bookhive di Taman Suropati.

Taman Suropati tak jauh dari Rumah Dinas Gubenur DKI Jakarta, mungkin seperti Taman Kebonrojo di Blitar yang juga tak jauh dari Rumah Dinas Walikota.

Taman ini kerap disebut titik nolnya Jakarta. Lokasinya di kawasan elite Menteng, berdekatan dengan Taman lain seperti Taman Menteng, Taman Kodok dan Situ Lembang.

Begitu asri nan rapi, kontras dengan jalanan Jakarta Pusat yang padat, berisik dan penuh polusi.

Kehadiran taman-taman seperti ini bisa menjadi "paru-paru" kota, ruang oksigen yang menyegarkan.

Di akhir pekan, atau selepas jam pulang sekolah, taman ini menjadi tempat ngadem yang murah meriah.

Masih banyak pohon besar, juga monumen di beberapa sudutnya, kolam bulat yang memancarkan air dan aneka tanaman hias yang menyegarkan mata.

Sebenarnya tak jauh dari Masjid Sunda Kelapa, namun di Pos Polisi juga terdapat Mushola yang cukup artistik dengan gaya tiongkok.

Mushola Babah Alun namanya. Ada juga quotes Babah Alun di sekitarnya.


Babah Alun adalah panggilan dari Jusuf Hamka, bahkan nama aslinya adalah Alun Joesef, sebelum masuk Islam atas bimbingan Buya Hamka.

Mushola tersebut dibangun olehnya, di beberapa titik Jakarta. Selain Mushola ada juga Masjid Babah Alun dengan gaya arsitektural tiongkok.

Bookhive adalah suatu ide "perpustakaan jalanan" yang dicetuskan oleh Farid Hamka, anaknya.

Bookhive terinspirasi dari Bookcrack atau telepon umum yang dirubah menjadi Perpustakaan di Inggris.

Di Bookhive orang bisa menukar dan meminjam, buku menjadi benda yang bisa beralih dari satu tangan ke tangan lainnya.

Tak khawatir buku hilang, lagipula untuk apa mencuri buku? Dijual kembali juga tak terlalu laku, berganti tangan tak masalah asal masih dibaca.

Karenanya Bookhive dibiarkan begitu saja, tanpa ada yang menjaga.

Kini, taman-taman Jakarta menjadi lebih bewarna karena ada Bookhive. Belum lagi suasana sekitar taman, trotoar yang memanjang di bawah lampu, vibesnya seperti drama-drama korea. []



Ahmad Fahrizal Aziz
Kompilasi Travel Notes

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger dan Aktivis Literasi

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak