Tahun Berikutnya?


Agustus 2008, di sela aktivitas sekolah, saya harus bergelut dengan penjualan tiket. Sebuah event besar akan dihelat akhir bulan itu.


Event pertama adalah Musywil FLP Jatim, hari berikutnya adalah peluncuran FLP Blitar yang dikemas dengan Halutif: Pelatihan Menulis Kreatif.


Bintang tamunya tidak kaleng-kaleng, M. Irfan Hidayatullah yang datang langsung dari Bandung via Kereta Api, saat itu adalah ketua FLP Pusat.


Lalu, Bunda Sinta Yudisia, penulis perempuan terkemuka. Beliau datang sejak hari Jumat karena sekaligus mengisi talk show di Radio Mayangkara.


Beliau tidak menginap di hotel, namun di sudut ruangan yang disulap jadi tempat tidur, dibatasi tabir-tabir putih.


Saya bagian sie humas yang keliling beberapa instansi pendidikan, memawarkan tiket partisipasi acara.


Satu tiket seharga Rp25.000,- sold out, aula penuh. Kas FLP Blitar pun terisi.


Padahal, agenda itu mendapatkan sponsor tunggal dari Toko Restu. Nominalnya terbilang besar. Sponsor tunggal mencukupi seluruh kebutuhan acara.


MC dan Moderator dari Radio Mayangkara, Bu Vinda, Mbak Reta dan Pak Iwan Bachtiar.


Narasumber lainnya adalah wartawan Radar Tulungagung, Hakam Solahudin, yang kemudian hari menjadi komisioner Bawaslu Kabupaten Blitar.


Bagi pelajar usia 16 tahun, itu adalah acara yang sangat melelahkan, baik secara fisik maupun mental.


Namun juga patut disyukuri, karena itulah pengalaman eventual yang memberi banyak pelajaran.


Tahun berikutnya, saya hijrah ke Malang.



***

Bu Rahayuningtias (Bu Ning) datang ke agenda FLP Blitar, beberapa kali, puncaknya di Dhedaunan Waroenk.


Ia bercerita soal GPMB (Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca).


Beberapa bulan berikutnya datang undangan ke rumah Bu Ning, kali pertama berjumpa Pak Dadik (Setiawan Adi), dan Mbak Lilik.


Ada juga Mbak Celvian Dian, namun itu bukan pertemuan perdana. Ada Pak Rafli atau Ramli (mohon maaf saya lupa) dan Mas Hendra, ketua FLP Blitar/domisioner, juga Mbak Karis.


Bu Ning menceritakan jika GPMB sudah saatnya re-organisasi. Mahluk apa GPMB itu?


Singkat cerita Pak Dadik menjadi ketua, yang dipilih langsung oleh Pustakawan dan aktivis literasi Perpustakaan Desa.


Lalu lima orang: Saya, Pak Dadik, Mas Hendra, Mbak Celvian dan Mbak Karis, duduk membahas struktur kepengurusan.


Dari perbincangan kecil itu sekilas saya menyadari ada semacam dikotomi.


Ada warna birokrasi dan warna aktivis, atau birokrat semi aktivis dan aktivis semi birokrat.


Pak Dadik dengan kolega guru, Mbak Celvian mewakili dinas/pustakawan, lalu saya dan Mas Hendra yang adalah "orang jalanan".


GPMB warna birokrasi harus mulai dicairkan dengan aktivis komunitas, yang feel free.


Jika GPMB nanti warnanya terlalu birokrasi, mungkin saya juga yang tak betah.


Lagipula, jarang ada komunitas bentukan pemerintah bisa eksis, terlebih di bidang literasi.


Bidang yang masuk kategori sekunder, bahkan tersier.


Singkat cerita, postur gemuk GPMB pun terbentuk. Ini jauh lebih gemuk dari periode sebelumnya.



***

Akhir 2016 Mas Jon Blitar datang ke rutinan FLP Blitar, kami berkenalan.


Juli 2017 dalam perhelatan HPI, saya memoderatori bedah buku karya Pak Heru Patria.


2018 FLP Blitar menggelar kelas menulis Puisi dan Novel. Mas Jon dan Pak Heru menjadi narasumbernya, lalu "dilamar" menjadi mentor fiksi.


Penghujung 2019 saya bertemu Mas Galang Suhastra pada acara Ketemu Buku, dan apakah sebelumnya pernah bertemu, saya lupa.


Namun sudah kenal, terutama lewat grup-grup whatsapp.


Desember 2023, kami berempat sama-sama dilantik Bupati sebagai pengurus GPMB.


Suara Sastra sudah jalan sebelumnya, sebagai pertemuan organik antara aktivis dan birokrat.


Di sela menanti kejelasan nasib GPMB yang terkatung hampir setahun pasca pembentukan struktur.


Setelah pelantikan, Suara Sastra menjadi program GPMB.


Suara Sastra tidak diprogramkan oleh GPMB, namun ide itu tercetus karena pertemuan antara pejabat dinas dan aktivis literasi yang dijembatani oleh pembentukan struktur GPMB.


2025 adalah tahun terakhir periode GPMB yang dilantik oleh Bupati Rini.


Lalu, tahun berikutnya?


Tabik,

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak